MAKALAH SALURAN DISTRIBUSI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Saluran
distribusi merupakan elemen vital dalam kegaiatan pemasaran suatu barang. Suatu
perusahaan sangat perlu melakukan distribusi, hal ini dikarenakan
pendistribusian merupakan salah satu proses penyetokan atau penawaran suatu
barang ke dalam lingkup pasar. Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan
pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan
jasa kepada konsumen sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan
(jenis, jumlah, harga, tempat dan saat dibutuhkan).
Saluran
distribusi untuk suaru barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai
industri. Dan pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang
berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa kepada
konsumen sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah,
harga, tempat, dan saat dibutuhkan).
Saluran
distribusi untuk suatu barang adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk
menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai
industri. Proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu
menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat
merelisasikan kegunaan atau utilitas bentuk, tempat, waktu, kepemilikan.dan
perlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan
non-fisik.
Dalam
pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaaan harus dihadapkan dengan
perantara atau yang biasa disebut midleman. Dan dalam penyaluran distribusi
perusahaan harus mempunyai strategi-srategi yang tepat agar dalam penawaran
produknya ke pasar berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang diharapkan
perusahaan.
1.2.Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang tersebut, dapat dirumuskan masalah “Bagaimana Saluran Distribusi
tersebut?”
1.3.Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui tentang saluran distribusi
tersebut.
1.4.Manfaat
Penulisan
Manfaat
dari penulisan makalah ini adalah kita dapat memahami tentang saluran
distribusi tersebut.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Saluran Distribusi
Saluran
distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan
pemasaran (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk barang/jasa dan
status kepemilikannya dari produsen ke konsumen. (Cecep Hidayat : 1998).
Saluran
distribusi dapat didefinisikan menurut beberapa ahli :
1)
David A. Revzansaluran distribusi
merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang dari produsen ke perantara
dan akhirnya sampai pada pemakai.
2)
The American Marketing Association,
bahwa saluran distribusi merupakan suatu struktur unit organisasi dalam
perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar
dan pengecer, melalui sebuah komoditi, produk atau jasa yang dipasarkan.
3)
Kotler : saluran distribusi adalah sekelompok perusahaan atau perseorangan
yang memiliki hak pemilikan atas produk atau membantu memindahkan hak pemilikan
produk atau jasa ketika akan dipindahkan dari produsen ke konsumen.
4)
Gleen Walters : saluran distribusi adalah sekelompok pedagang dan agen
perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama dari suatu
produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu.
Jadi, saluran distribusi merupakan jalur yang dipakai oleh produsen untuk
memindahkan produk mereka melalui suatu lembaga yang mereka pilih untuk mengalihkan
kepemilikan produk baik secara langsung maupun tidak langsung dari produsen ke
konsumen. Tujuannya untuk mencapai pasar tertentu. Jadi pasar merupakan tujuan
akhir dari kegiatan saluran.
2.2. Fungsi Saluran Distribusi
Fungsi – fungsi
yang dijalankan oleh pihak – pihak perantara yang terlibat dalam saluran
distribusi turut menentukan keberhasilan atau kegagalan pemasaran suatu produk.
Adapun fungsi saluran distribusi dalam pemasaran adalah sebagai berikut :
1)
Riset/Penelitian
Berperan sebagai
pengumpul dan penyebar informasi mengenai situasi dan kondisi lingkungan
pemasaran seperti pelanggan, pemasok, pesaing dan lembaga yang terkait.
2)
Promosi
Perantara
pemasaran seperti agen, grosir, pedagang eceran juga berfungsi sebagai sarana
promosi dengan cara mengembangkan dan menyebarkan komunikasi yang positif
mengenai produk yang ditawarkan.
3)
Kontak
Berperan sebagai
penghubung antara produsen dan konsumen dengan melakukan komunikasi dengan
calon pembeli. Keluhan, kritik dan saran dari pelanggan biasanya disampaikan
terhadap para distributor, karena merekalah yang berhubungan langsung dengan
konsumen terutama perantara yang menghubungkan barang dengan konsumen akhir.
4)
Penyelarasan
Berfungsi
sebagai pihak yang membentuk dan menyesuaikan penawaran dengan kebutuhan
pembeli. Perantara menentukan pesanan kepada produsen berapa unit produk yang
diperlukan berdasarkan jumlah kebutuhan pelanggan. Jadi produsen memasok produk
ke perantara sesuai dengan keperluan atau pesanan yang diterima.
5)
Negoisasi
Berperan dalam
kesepakatan harga akhir yang terjadi antara harga penawaran penjual dengan
harga keinginan pembeli. Perantara menghubungkan dan merundingkan dengan pihak
produsen berapa tingkat harga yang ditawarkan oleh produsen tersebut.
6)
Distribusi Fisik
Perantara kadang
– kadang juga sekaligus berperan dalam penyaluran dan pengangkutan barang –
barang yang dipasarkan. Jadi dalan penyaluran barang terkadang produsen yang
melakukan dan menanggung biaya – biaya penyaluran, terkadang juga dilakukan dan
ditanggung oleh perantara. Penatapan harga pokok barang dari produsen akhirnya
dipengaruhi juga oleh faktor pihak mana yang menanggung biaya distribusi
tersebut.
7)
Pengambilan Resiko
Perantara juga
berfungsi sebagai penanggung resiko bila barang – barang yang dipasarkan
tersebut tidak laku, rusak atau kejadian – kejadian yang tidak diinginkan
lainnya.
2.3. Keuntungan Perantara Perdagangan
Peranan Perantara Penggunaan perantara sebagian besar karena keunggulan
efisiensi mereka dalam membuat barang tersedia secara luas dan mudah diperoleh
pasar sasaran. Perantara pemasaran, dengan hubungan, pengalaman, spesialisasi,
dan skala operasi mereka, biasanya menawarkan kepada perusahaan lebih banyak
daripada yang dapat mereka capai sendiri.
Dari segi sistem ekonomi, peran dasar perantara pemasaran adalah mengubah
persediaan yang bersifat heterogen menjadi berbagai macam barang yang ingin
dibeli orang.
Menurut Stern dan El-Ansary, Perantara
melancarkan arus barang dan jasa. Prosedur ini diperlukan untuk menjembatani
ketidaksesuaian antara berbagai barang dan jasa yang dihasilkan produsen dan
bermacam barang yang diminta konsumen.
Ketidaksesuaian itu timbul dari kenyataan bahwa produsen biasanya
menghasilkan sejumlah besar barang dengan variasi terbatas, sedangkan konsumen
biasanya menginginkan jumlah terbatas dari berbagai jenis barang.
Selama suatu lembaga atau perusahaan itu menawarkan barang atau jasa,
masalah distribusi ini tidak dapat dipisahkan. Kegiatan distribusi selalu
dilakukan meskipun tidak menggunakan perantara sebagai lembaga. Jadi, kegiatan
distribusinya langsung diarahkan oleh produsen kepada konsumennya. Namun tidak
jarang para perantara ini digunakan oleh produsen untuik mendistribusikan hasil
produksinya kepada pembeli akhir.
Perantara pemasaran ini merupakan lembaga atau individu yang menjalankan kegiatan khusus di bidang distribusi. Mereka itu adalah perantara pedagang dan perantara agen. Meskipun sama-sama perantara, tetapi mereka mempunyai perbedaan - perbedaan.
Perantara pemasaran ini merupakan lembaga atau individu yang menjalankan kegiatan khusus di bidang distribusi. Mereka itu adalah perantara pedagang dan perantara agen. Meskipun sama-sama perantara, tetapi mereka mempunyai perbedaan - perbedaan.
Pada umumnya, alasan utama untuk menggunakan perantara adalah bahwa mereka
ini dapat membantu meningkatkan efisiensi distribusi.
Penggunaan perantara mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:
a. Mengurangi tugas
produsen dalam kegiatan distribusi untuk mencapai konsumen. Produsen cukup
menghubungi perantara untuk menyampaikan produknya kepada konsumen yang banyak.
Ini dipandang lebih efisien.
b. Kegiatan distribusinya
cukup baik bilamana perantara sudah mempunyai pengalaman. Mereka dipandang
lebih baik karena memang tugas yang dilakukan hanyalah di bidang distribusi.
c. Perantara dapat
membantu menyediakan peralatan dan jasa reparasi yang dibutuhkan untuk beberapa
jenis produk tertentu, sehingga produsen tidak perlu menyediakannya.
d. Perantara dapat
membantu di bidang pengangkutan dengan menyediakan alat-alat transpor sehingga
meringankan beban produsen maupun konsumen yang mencarinya.
e. Perantara dapat
membantu di bidang penyimpanan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas
penyimpanan, seperti gudang dan fasilitas penyimpanan lainnya sehingga
sewaktu-waktu dibutuhkan oleh konsumen dapat memenuhinya.
f. Perantara dapat
membantu di bidang keuangan dengan menyediakan sejumlah dana untuk melakukan
penjualan secara kredit kepada pembeli akhir, atau untuk melakukan pembelian
tunai dari produsen.
g. Keuntungan lain yang
dapat diharapkan oleh produsen dari perantara ini adalah:
·
Membantu dalam pencarian konsumen
·
Membantu dalam kegiatan pormosi
·
Membantu dalam penyediaan informasi
·
Membantu dalam pengepakan dan pembungkusan
·
Membantu dalam penyortiran Perantara Pedagang Pada dasarnya perantara
pedagang ( Merchant Middlement ) ini bertanggung jawab terhadap kepemilikan
semua barang yang dipasarkan. Dalam hubungannya dalam pemindahan milik,
kegiatan perantara ini berbeda dengan lembaga lain. Yang termasuk dalam agen
seperti : perusahaan transport, perusahaan pergudangan, dsb.
2.4. Perantara perdagangan
Adapun lembaga-lembaga yang termasuk dalam golongan perantara pedagang
adalah :
1) Pedagang besar (
Wholesaler )
Istilah pedagang besar
ini hanya digunakan pada perantara pedagang yang terkait dengan kegiatan
perdagangan besar dan biasanya tidak melayani penjualan eceran kepada konsumen
akhir. Untuk lebih jelas definisi dari, pedagang besar adalah sebuah unit usaha
yang membeli dan menjual kembali barang-barang kepada pengecer dan pedagang
lain dan atau kepada pemakai industry, pemakai lembaga, dan pemakai komersial
yang tidak menjual dalam volume yang sama kepada konsumen akhir.
2) Perantara Agen
Perantara agen (Agen
Middlemen) ini dibedakan dengan perantara pedagang karena tidak mempunyai hak
milik atas semua barang yang ditangani. Untuk lebih jelasnya definisi agen adalah
lembaga yang melaksanakan perdagangan dengan menyediakan jasa-jasa atau fungsi
khusus yang berhubungan dengan penjualan atau distribusi barang, tetapi mereka
tidak mempunyai hak untuk memiliki barang yang diperdagangkan.
Pada dasarnya
perantara agen dapat digolongkan kepada dua golongan, yaitu :
a. Agen penunjang
(Facilitating Agent)
Agen penunjang merupakan agen yang mengkhususkan kegiatannya dalam beberapa
aspek pemindahan barang dan jas. Mereka terbagi dalam beberapa golongan, yaitu
:
- Agen pengangkutan
borongan (Bulk Transportation Agent)
- Agen penyimpanan
(Storage Agent)
- Agen pengangkutan
khusus (Specialty Shipper)
- Agen pembelian dua
penjualan (Purchaseand Sales Agent)
Kegiatan agen
penunjang adalah membantu untuk memindahkan barang-barang sedemikian rupa
sehingga mengadakan hubungan langsung dengan pembeli dua penjual. Jadi agen
penunjang ini melayani kebutuhan-kebutuhan dari setiap kelompok secara serempak.
Dalam praktek agen
semacam ini dapat dilakukan sendiri oleh si penerima barang.
b. Agen pelengkap (Supplemental
Agent)
Agen pelengkap berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahan dalam penyaluran
barang dengan tujuan memperbaiki adanya kekurangan-kekurangan. Apabila pedagang
atau lembaga lain tidak dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan penyaluran barang, maka agen pelengkap dapat menggantikannya. Jasa-jasa
yang dilakukan antara lain berupa :
- Jasa
pembimbing/konsultasi
- Jasa financial
- Jasa informasi
- Jasa khusus lainnya
Berdasarkan berbagai
macam jasa yang mereka tawarkan tersebut, agen pelangkap dapat digolongkan
kedalam :
- Agen yang membantu di
bidang keuangan, seperti bank
- Agen yang membantu
dalam mengambil keputusan, seperti biro iklan, lembaga penelitian, dokter,dsb.
- Agen yang membantu
dalam penyediaan informasi, seperti televisi, dsb.
- Agen khusus yang tidak
masuk dalam tiga golongan dimuka.
Kedua macam perantara
(agen dan pedagang) tsb sama-sama pentingnya dalam pemasaran. Perlu diketahui
bahwa agen dapat menyewa agen-agen yang lain. Sebagai contoh : sebuah biro
periklanan dapat menggunakan radio atau televise sebagai media periklanan bagi
perusahaan, begitu pula dalam hal pengangkutan, perusahaan angkutan dapat
menyewa alat-alat transport kepada perusahaan lain.
3) Pengecer (retailer).
Tidak menutup
kemungkinan bahwa produsen bertindak sekaligus sebagai pedagang karena selain
membuat barang juga memperdagangkannya.
Perdagangan eceran meliputi semua kegiatan
yang berhubungan langsung dengan penjual barang atau jasa kepada konsumen akhir
untuk keperluan pribadi. Namun demikian tidak menutup kemungkinan adanya
perjualan secara langsung dengan pemakai industri karena tidak semua barang
industri selalu dibeli dalam jumlah besar. Secara definisi dapat dikatakan
bahwa “pengecer adalah sebuah lembaga
yang melakukan sebuah kegiatan usaha menjual barang kepada konsumen akhir untuk
keperluan pribadi. “
2.5. Pola
Saluran Distribusi
Saluran
distribusi dari produsen ke konsumen, baik itu dalam pasar konsumen maupun
industri ada yang langsung (tanpa perantara) dan tidak langsung (dengan
perantara). Dalam hal ini, pola saluran distribusi disebutkan ada 2 macam :
1. Beberapa pola saluran distribusi
barang konsumsi
a. Produsen Konsumen
Bentuk
saluran distribusi paling pendek dan paling sederhana, tanpa menggunakan
perantara. Produsen dapat menjual barang yang dihasilkannya melalui pos atau langsung
mendatangi rumah konsumen (self to self atau home to home) yang sering disebut
saluran distribusi langsung.
b. Produsen – Pengecer – Konsumen
Sering
disebut juga saluran distribusi langsung. Disini, pengecer besar langsung
melakukan pembelian pada produsen. Ada pula beberapa produsen mendirikan took
pengecer sehingga secara langsung melayani konsumen, tetapi jarang dipakai.
c. Produsen – Pedagang Besar – Konsumen
Disebut
saluran distribusi tradisional. Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah
besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh
pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian konsumen dilayani oleh pengecer
saja.
d. Produsen – Agen – Pedagang Besar –
Pengecer – Konsumen
Produsen
memilih agen (agen penjualan atau agen pabrik) sebagai penyalurnya. Ia
menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada.
Sasaran penjualnya terutama ditujukan kepada para pengecer besar.
e. Produsen – Agen – Pengecer –
Konsumen
Dalam
saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk
menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada
toko – toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama
agen penjualan
2. Beberapa pola saluran distribusi
barang industri
a. Produsen – Pemakai
Saluran
yang paling pendek yang disebut saluran distribusi langsung. Biasanya saluran
distribusi langsung ini dipakai oleh produsen jika transaksi penjualan kepada
pemakai industri relatif cukup besar. Contohnya, lokomotif kapal, pesawat
terbang, kereta dan sebagainya yang termasuk instalasi.
b. Produsen – Distibutor Industri –
Pemakai Industri
Produsen
barang – barang jenis perlengkapan operasi dan accessory equipment kecil dapat
menggunakan distributor industri untuk mencapai pasarnya. Produsen lain yang
dapat menggunakan distributor industri antara lain, produsen bahan bangunan,
produsen alat – alat untuk pembangunan, produsen alat pendingin udara (AC) dan
sebagainya.
c. Produsen – Agen – Pemakai Industri
Biasanya
dipakai oleh produsen yang tidak memiliki departemen pemasaran. Jua perusahaan
yang ingin memperkenalkan barang atau ingin memasuki daerah pemasaran baru,
lebih suka menggunakan agen.
d. Produsen – Agen – Distributor
Industri – pemakai Industri
Digunakan
perusahaan dengan pertimbangan anatara lain bahwa unit penjualan terlalu kecil
untuk dijual secara langsung. Selain itu, faktor penyimpangan pada saluran
perlu dipertimbangkan. Dalam hal ini agen penunjang seperti agen penyimpanan
berperan penting.
2.6. Faktor
yang Mempengaruhi Pemilihan Saluran Distribusi
Produsen
harus memperhatikan berbagai macam faktor yang sangat berpengaruh dalam
pemilihan saluran distribusi. Faktor – faktor tersebut antara lain :
1.
Pertimbangan Pasar
Karena
saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, maka
keadaan pasar ini merupakan faktor penentu dalam pemilihan saluran. Beberapa
faktor pasar yang harus diperhatikan adalah :
a. Konsumen atau pasar industri
Pasar yang
akan dituju apakah pasar konsumen atau pasar industri, jika pasar industri
umumnya jumlah perantara yang diperlukan tidak banyak dan memerlukan pemilihan
penyalur yang dituntut memiliki kemampuan penguasaan secara teknis mengenai
produk tersebut.
b. Jumlah pembeli potensial
Jika
jumlah pembeli potensi jumlahnya banyak umumnya tingkat pelayanan yang
diperlukan juga tinggi sehingga jumlah perantaranya juga harus banyak,
sebaliknya jika pembeli potensial sedikit tingkat pelayanan yang diperlukan
tidak begitu banyak.
c. Konsentrasi pasar secara geografis
Jika pasar
terpusat secara geografis, jumlahnya layanan yang diperlukan tidak begitu
banyak. Apabila pasar terbesar letaknya secara geografis jumlah layanan yang
diperlukan akan semakin banyak.
d. Pola pembelian
Pola
pembelian konsumen juga beraneka ragam, ada konsumen yang menginginkan membeli
dari lokasi yang terpusat lebih jauh melalui perjalanan, telepon atau surat.
e. Jumlah pesanan
Volume
penjualan dari sebuah perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap saluran yang
dipakainya. Jika volume yang dibeli oleh pemakai industri tidak begitu besar
atau relative kecil, maka perusahaan dapat menggunakan distributor industri.
f. Kebiasaan dalam pembelian
Kebiasaan
membeli dari konsumen akhir dan pemakai industri sangat berpengaruh pula
terhadap kebijaksanaan dalam penyaluran. Termasuk dalam kebiasaan membeli,
antara lain :
-
Kemauan
untuk membelanjakan uangnya
-
Tertariknya
pada pembelian dengan kredit
-
Lebih
senang melakukan pembelian yang tidak berkali – kali
-
Tertariknya
pada pelayanan penjual
2.
Pertimbangan Produk
a. Karakteristik produk
Produk
yang mudah rusak misalnya mengharuskan dibentuk saluran distribusi yang pendek
dan tingkat layanan yang tinggi agar produk cepat sampai ke tangan konsumen.
Demikian juga produk yang memiliki bobot yang tinggi seperti bahan bangunan
(pasir, batu dsb) memerlukan saluran yang pendek karena ongkos angkut serta
bongkar muatnya yang tinggi.
b. Nilai unit
Jika nilai
unit dari barang yang dijual relative rendah maka produsen cenderung untuk
menggunakan saluran distribusi yang panjang. Tetapi sebaliknya, jika nilai
unitnya relative tinggi maka saluran distribusinya pendek atau langsung.
c. Sifat teknis
Beberapa
jenis barang industri seperti instalasi biasanya disalurkan secara langsung
kepada pemakai industri. Dalam hal ini produsen harus mempunyai penjual yang
dapat menerangkan berbagai masalah teknis penggunaan dan pemeliharaannya.
Mereka juga harus dapat memberikan pelayanan baik sebelum maupun sesudah
penjualan.
d. Barang standard dan pesanan
Jika
barang yang dijual berupa barang standar maka dipelihara sejumlah persediaan
pada penyalur. Demikian pula sebaliknya, kalau barang yang dijual berdasarkan
pesanan maka penyalur tidak perlu memlihara persediaan.
e. Luasnya lini produk
Semakin
beragam barang dalam suatu lini produk, makin besar kecenderungan perusahaan
melakukan distribusi eksklusif atau distribusi selektif.
3.
Pertimbangan perusahaan
a. Kemampuan modal
Semakin
besar modal yang dimiliki oleh perusahaan maka perusahaan dapat menentukan
jumlah penyalur yang banyak untuk meningkatkan pelayanan dan perusahaan memiliki
peluang untuk memilih penyalur yang memiliki reputasi yang baik untuk menjaga
citra perusahaannya.
b. Pengalaman dan kemampuan manajemen
Perusahaan
yang memiliki pengalaman yang banyak akan penyaluran produk tentunya memiliki
pertimbangan yang matang dalam mendesain saluran dan memiliki kriteria atau
data tersendiri mengenai reputasi penyalur. Demikian juga kemampuan manajemen
dalam menilai dan menentukan pemilihan penyalur turut menentukan terciptanya
saluran distribusi yang efisien dan efektif.
c. Pengawasan saluran
Faktor
pengawasan saluran kadang – kadang menjadi pusat perhatian produsen dalam
kebijaksanaan saluran distribusinya. Pengawasan akan lebih mudah dilakukan jika
saluran distribusi pendek. Jadi, perusahaan yang ingin mengawasi penyaluran barangnya
cenderung memilih saluran pendek walaupun ongkosnya tinggi.
d. Pelayanan yang diberikan oleh
penjual
Jika
produsen mau memberikan pelayanan yang lebih baik seperti membangun etalase,
mencarikan pembeli untuk perantara, maka akan banyak yang bersedia menjadi
penyalurnya.
4.
Pertimbangan distributor
a. Pelayanan yang diberikan oleh
distributor
Jika
perantara mau memberikan pelayanan yang lebih baik, misalnya dengan menyediakan
fasilitas penyimpangan maka produsen akan bersedia menggunakannya sebagai
penyalur.
b. Kegunaan perantara
Perantara
akan digunakan sebagai penyalur apabila ia dapat membawa barag produsen dalam
persaingan dan selalu mempunyai inisiatif untuk memberikan usul tentang barang
baru.
c. Sikap perantara terhadap
kebijaksanaan produsen
Jika
perantara bersedia menerima resiko yang dibebankan oleh produsen, misalnya
resiko turunny harga, maka produsen dapat memilihnya sebagai penyalur. Hal ini
dapat memperingan tanggungjawab produsen dalam mengadapi berbagai macam resiko.
d. Volume penjualan
Produsen
cenderung memilih perantara yang dapat menawarkan barangnya dalam volume yang
besar untuk jangka panjang.
e. Ongkos
Jika
ongkos dalam penyaluran barang dapat lebih ringan dengan menggunakan perantara,
maka hal ini dapat dilakukan terus menerus.
5.
Pertimbangan lingkungan
a. Kondisi perekonomian
Kondisi
perekonomian suatu bangsa / Negara juga turut mempengaruhi pemilihan penyalur.
Di Negara – Negara yang perekonomiannya belum mapan tentu menghendaki desain
saluran yang ekonomis dan menggunakan saluran yang lebih pendek.
b. Sarana dan prasarana yang tersedia
Sarana
fisik seperti armada angkutan, alat bongkar muat harus memenuhi syarat terentu.
Demikian faktor pendukung lain seperti peraturan pemerintah, tenaga kerja juga
harus sesuai dengan apa yang diperlukan saluran pemasaran yang ideal.
2.7. Strategi
Cakupan Saluran Distribusi
Alternatif menentukan
banyaknya penyalur setelah menentukan banyaknya saluran distribusi yang akan
dipakai, perusahaan/produsen perlu menentukan jumlah perantara untuk
ditempatkan sebagai pedagang besar atau pengecer. Dalam hal ini produsen
mempunyai tiga alternatif pilihan, yaitu :
1. Distribusi Intensif
Distribusi Intensif ini dapat dilakukan oleh produsen
yang menjual barang konvenien. Perusahaan berusaha menggunakan penyalur,
terutama pengecer sebanyak-banyaknya untuk mendekati dan mencapai konsumen.
Semua ini dimaksudkan untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan konsumen. Sedangkan
untuk barang industri, distribusi intensif ini biasanya terbatas untuk jenis
operating supplies atau barang standard lainnya, seperti obeng, minyak pelumas,
dan lainnya.
2. Distribusi Selektif
Perusahaan yang menggunakan distribusi selektif ini
berusaha memilih suatu jumlah pedagang besar/ pengecer yang terbatas dalam
suatu daerah geografis. Biasanya saluran ini dipakai untuk memasarkan produk
baru, barang shopping atau barang special, dan barang industri jenis accessory
equipment. Penggunaan saluran distribusi selektif ini dimaksudkan untuk
meniadakan penyalur yang tidak menguntungkan dan meningkatkan volume penjualan
dengan jumlah transaksi lebih terbatas.
3. Distribusi Eksklusif
Distribusi eksklusif ini dilakukan oleh perusahan
dengan hanya menggunakan satu pedagang besar atau pengecer dalam daerah pasar
tertentu. Jadi produsen/ penyedia hanya menjual produknya kepada satu pedagang
besar atau satu pengecer saja. Pada umumnya, distribusi eksklusif ini banyak
dipakai :
- Untuk barang-barang
special
- Apabila penyalur
bersedia membuat persediaan dalam jumlah besar sehingga pembeli lebih leluasa
dalam memilih produk yang akan dibelinya
- Apabila produk yang
dijual memerlukan servis sesudah penjualan (pemasangan, reparasi, dsb),
misalnya alat pendingin udara (AC), almari es dll.
Jenis Barang Konsumsi
|
Panjangnya
Saluran
|
Alternatif Strategi Distribusi
|
Pola Distribusi dlm Pasar yang ada
|
Konvenien
|
Umumnya panjang
|
Intensif
|
|
Shopping
|
Umumnya sedang
|
Selektif
|
|
Spesial
|
Umumnya pendek
|
Eksklusif
|
2.8. Pemilihan Strategi Distribusi untuk
Produk Baru
Di
misalkan perusahaan ABC adalah sebuah perusahaan farmasi yang menjual bahan –
bahan kimia. Pada akhir – akhir ini perusahaan telah berhasil membuat satu
jenis produk baru. Dengan dibuatnya produk baru tersebut, manajer menghadapi
masalah tentang pemasarannya, terutama menyangkut saluran distribusi. Dalam hal
ini ada lima cara yang berbeda dalam memasarkan produk baru :
1)
Menggunakan
penyalur yang ada (strategi 1)
Strategi ini dilakukan
oleh perusahaan dengan menggnakan saluran distribusi yang ada dalam pemasaran
produknya. Dalam hali ini, perusahaan ingin mempertahankan penggunaan penyalur
yang ada.
2)
Menggunakan
penyalur baru (strategi 2)
Strategi ini dilakukan
oleh perusahaan dengan memasukkan penyalur baru ke dalam saluran distribusinya.
Penyalur baru dapat mengambil pengalaman dari penyalur lama untuk mengetahui
cara – cara yang pernah ditempuhnya.
3)
Membeli
perusahaan kecil yang berfungsi sebagai penyalur (strategi distribusi 3)
Strategi ini memberikan
kemungkinan pada perusahaan untuk membeli atau menambah perusahaan baru
(perusahaan kecil) yang berfungsi memasarkan produknya. Jadi, perusahaan yang
dibeli tersebut mempunyai kegiatan khusus dibidang pemasaran saja.
4)
Penjualan
produk dalam jumlah besar kepada perusahaan lain (strategi 4)
Ditempuh perusahaan
dengan menjual produk baru tersebut kepada perusahaan lain (dalam jumlah
besar), yang kemudian mendistribusikannya kepada para pembeli. Alternatif ini
akan menghasilkan laba yang rendah, namun pada saat yang sama resiko perusahaan
juga berkurang.
5)
Pembungkusan
dan penjualan produk melalui pos (strategi 5)
Strategi ini dilakukan
oleh perusahaan dengan mengadakan pembungkusan dan penjualannya melalui pos.
Strategi semacam ini perlu didukung dengan usaha – usaha periklanan.
2.9. Konflik
dalam Saluran Distribusi
Konsep
sistem pada distribusi mensyaratkan adanya kerja sama antar saluran. Meskipun
demikian didalam saluran selalu timbul struktur kekuatan sehingga diantara
anggota saluran sering terjadi perselisihan. Konflik juga dapat timbul antara
saluran yang satu dengan saluran yang lain yang menjual produk yang sama dan ke
pasar yang samapula.
1)
Konflik Horizontal
Konflik ini terjadi diantara para
perantara yang sejenis. Konflik horizontal dapat berupa :
1. Konflik antar perantara yang
menjual barang sejenis
2. Konflik antar perantara yang menjual
barang berbeda
Sumber konflik biasanya karena ada
perantara yang memperluas lini produknya dengan lini baru dan tidak tradisional
2)
Konflik vertical
Konflik ini terjadi antar anggota
saluran distribusi dan terdiri dari:
1. Konflik antar produsen dan pedagang
grosir
2. Konflik antar produsen dan
pengecer
Sumber konflik umumnya adalah
ketidaksamaan tujuan, hak, dan peranan yang tidak jelas, perbedaa presepsi, dan
sangat besarnya ketergantungan perantrara kepada produsen.
2.10.
Pengendalian
Saluran Distribusi
Pengendalian saluran distribusi dapat menjadi suatu
masalah yang sulit bagi perusahaan yang mengandalkan fungsi perdagangan besar
dan eceran pada penyalur tertentu saja (penyalur independen). Karena penyalur
independent tersebut melaksanakan kegiatan bisnisnya untuk kepentingan sendiri,
artinya, mereka hanya tertarik untuk menjual barang yang dapat meningkatkan
laba mereka.
Produsen yang menjual melalui penyalur indipenden
tersebut harus dapat merancang produk dan program pemasaran yang menarik. Untuk
membuat agar penyalur independent dapat lebih terikat pada produsen, maka
produsen harus mengambil beberapa kebijaksanaan seperti :
(1) Produsen harus
menyatakan bahwa tugasnya tidak berakhir pada saat produk terjual, tetapi masih
perlu memberikan pelayanan sesudah penjualan kepada pembeli akhir.
(2) Produsen harus
menyatakan bahwa masalah yang dihadapi penyalur merupakan masalah bagi produsen
dan tidak dapat diabaikan jika ingin mempertahankan posisi pasarnya.
(3) Produsen harus
memberi ganti kepada penyalur atas garansi dan servis lain yang diberikannya
kepada para pembeli.
(4) Produsen harus
dapat memberikan semangat kepada penyalur dengan memberi sejumlah insentif. Beberapa teknik pemberian insentif
yang dapat digunakan antara lain :
- Konsesi harga
- Bantuan keuangan
- Proteksi
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Saluran distribusi merupakan jalur yang dipakai oleh produsen untuk
memindahkan produk mereka melalui suatu lembaga yang mereka pilih untuk
mengalihkan kepemilikan produk baik secara langsung maupun tidak langsung dari produsen
ke konsumen. Tujuannya untuk mencapai pasar tertentu. Jadi pasar merupakan
tujuan akhir dari kegiatan saluran.
Konsep tentang saluran pemasaran disini berorientasi pada keputusan dimana
fungsi-fungsi saluran tidak dapat dilakukan dengan baik tanpa adanya beberapa
strategi. Strategi itu sendiri merupakan suatu rencana umum atau menyeluruh,
sebagai petunjuk untuk mengambil keputusan dalam kegiatan saluran. Dalam hal ini, strategi mempunyai hubungan yang erat
dengan manajemen secara fisik maupun non fisik daripada saluran.
Selama suatu lembaga atau perusahaan itu menawarkan barang atau jasa,
masalah distribusi ini tidak dapat dipisahkan. Kegiatan distribusi selalu
dilakukan meskipun tidak menggunakan perantara sebagai lembaga. Jadi, kegiatan
distribusi langsung diarahkan oleh produsen kepada konsumennya. Namun tidak
jarang para perantara ini digunakan oleh produsen untuk mendistribusikan hasil
produksinya kepada pembeli.
3.2. Saran
Penulis menyadari
banyak nya kekurangan dalam penulisan makalah ini oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca baik secara lisan maupun
tulisan guna penyempurnaan penulisan makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Cecep.
1998. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Badan Penerbit IPWI
Swastha DH,
Basu. Irawan. 1997. Manajemen Pemasaran Modern,
Edisi Kedua, Cetakan Kedua. Yogyakarta : Penerbit Liberty
Vitasari Iman,
Zulfa. 2010. Saluran Distribusi dan Fungsi Manajemen. Februari.
Pada website http://dasar-dasarpemasaran-blog.blogspot.com.
diakses pada tanggal 14 September 2015 Pukul 23.24 WIB
Parnando, Edo.
2013. Komunikasi Efektif. Agustus. Pada website
http://edoparnando27.wordpress.com/komunikasi-efetif/.
diakses pada tanggal 14 September 2015 Pukul 23.13 WIB
Winatasari, Vivi.
2012. Peran Penjual sebagai Konsultan. Maret. Pada website www.the-marketeers.com/archives/peran-penjual-sebagai-konsultan.html.
diakses pada tanggal 14 September 2015 pukul 23.45 WIB
terimakasih untuk mb viasari yang cantik..
BalasHapusmenjadi referensi terbaru Makalah Distribusi Produk di jurnalmakalah.com
manajemen distribusi akan lebih mudah dikerjakan dengan bantuan software erp distribusi
BalasHapusApa saja dimensi dan indikator saluran distribusi
BalasHapus